Jumat, 06 Maret 2009

Antara Kedokteran dan Manajemen

Hari ini ada adik kelasku sma, curhat dan tanya - tanya soal program studi, sekalian minta bantuan soal pendaftaran di sebuah jurusan mahal di kampusku.

Kasihan juga liat dia, mengingat sepertinya dia tidak tau apa - apa. Ya sudahlah, toh aku juga tidak terganggu. Aku bantu dia, kasih file2 info dan pendaftarannya. Lumayan sih, untung info untuk tes pendaftarannya cukup lengkap ada di websitenya. Jadi aku gak perlu repot - repot buat nyari.

Denger dia curhat, terlihat juga dia cemas soal ujian yang nanti akan dihadapinya. Dia malah sibuk nanya2 soal nanti soalnya kayak apa. Aneh juga. Biasanya ada seorang adik kelas nanya pertama kali adalah jurusan apa yang akan diambilnya. Biasanya sih gitu pertamanya. Tapi ini enggak, ya baguslah, pikirku. Tapi setelah aku tanya, jurusan apa yang dia ambil, dan jawaban yg keluar sungguh mengejutkan. Dia pengen ngambil kedokteran dan manajemen. Wew!

Ya gakpapa sih. Tapi setelah aku tanya dan kenapa kamu mau daftar itu, this is the point. Her parent, especially her mom, is behind that all!! Its ok sih. Mamanya perhatian banget sama dia. Senengnya, mamanya punya background akademis dan pengalaman bagus, didukung dengan dana yang kuat. :D

Tapi, kasihan juga aku liatnya. Tampaknya anak itu sama sekali tidak punya gambaran soal jurusan lain. Gak masalah juga sebenernya, tapi masak sih dia hanya tau hal sedikit itu. Dia gak membuka diri untuk mencari tau jurusan lain. Bahkan saking parahnya, dia gak mau masuk jurusan manajemen tadi tapi di perguruan tinggi negeri yang berbeda. What??!! Padahal jurusannya sama - sama manajemen, sama2 PTN, hanya beda tempat. Dan yang dia inginkan adalah di tempat yang jurusan itu berdiri belum lama dan jauh lebih mahal. Jadi apa yang sebenernya dia cari?

Aku termasuk beruntung dibebaskan memilih tempat kuliah, walaupun aku sempat tidak bertanggung jawab dan memutuskan pindah jurusan,sebelum semuanya terlambat. Gara - gara pengalaman itu, aku termasuk ngerti problem bab kayak gitu. Apalagi dulu sebelum lulus sma aku merasa sudah mempelajari semua jurusan, mana yang bagus, yang aku suka, dll. Itupun aku ngrasa gak puas, dan akhirnya pindah. Nah, liat adik kelasku tadi, miris juga. Aku gak mendoakan dia akan menjadi sepertiku kelak, yang salah pilih,dan terpaksa pindah. Perbedaannya adalah nanti misalnya salah apa dia akan memaksa diri baik ikhlas ataupun tidak. Beda dengan aku, dulu aku mikir mending pindah daripada menyesal seumur hidup.

Jadi berpikir, tadi aku udah sedikit memberi gambaran sama tu anak. Mudah - mudahan dia ada sedikit gambaran. Gambaran soal pemilihan jurusan kuliah. Yang ternyata tidak mudah. Mudah2an sukses. Jadi kayak konsultan gini aku. He2.

Tidak ada komentar: